Sabtu, 16 November 2013

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN



Para Bayi Di KontesIniMenangisKarena Sumo
Kamis, 22 Agustus 2013 16:00
courtesy of huffingtonpost

TidakCumatrenmasyarakatnya yang aneh, negerisakurajugayang tidakbiasa.Mulaidari festival alatkelaminpriasampaitradisimenontonbungasakura yang indah.

Naki Sumo, salahsatubagiandaribudaya yang masihdilestarikansampaisaatiniadalahsebuah festival tangisanbayi. Uniknya, parabayi yang ikutberlomba di kontesiniseakandipaksamenangisdanjugaketakutanolehparapesumo.Sumo yang merupakanpegulattradisionalJepangmemangterkenalkarenabadanmereka yang besardangemuk.


Di festival Naki Sumo, dua orang pegulatJepangyaitu sumo berbadanbesarmasing-masingmenggendongbayi yang menjadipeserta di festival ini.Tugasdariparapesumoiniternyataadalahmembuattakutdanmembuatbayi yang digendongnyamenangisketakutan.Siapa yang berhasilmembuatbayimenangisketakutandanberteriakketakutan paling kencang, dialahpemenangnya.


Dipercayaanak yang diikutsertakandanmenangis di festival Naki Sumo berartikondisikesehatannyabaik, danterhindardaripengaruhsetan-setanjahat.Tradisi yang sudahberumur 400 tahuninisudahdiselenggarakansejakzamandulu.Naki Sumo hanyabolehdiikutiolehbalita yang berusiatigatahun. Para ibu di Jepangmembawabayimerekake festival iniuntukmendapatkanberkatdari Yang MahaKuasadanmelawanrohjahat

Cara yang cukupunikdanmenggemaskanuntukmemintakesehatankepadaparadewa di sana. Walaukasihanmelihatbayi-bayilucu yang berteriakketakutantapiternyatahalitulah yang ditunggu orang tuamereka.Unikya ladies?



PEMBAHASAN

Rasa Takut
Kekuatantertentusecarakhasdijumpaipadausiatertentudankarenanyadisebutsebagai “ketakutan yang khas” untuktarafusiatersebut. Tidakadaperalihansekonyong-konyongdarisuatujenisketakutankejenisketakutanlainnya, tetapilebihmerupakanperalihan yang bertahapdariketakutan yang spesifikkeketakutan yang bersifatumum.
Rangsangan yang umumnyamenimbulkan rasa takutpadamasabayiialahsuara yang keras, binatang, kamar yang gelap, tempat yang tinggi, beradaseorangdiri, rasa sakit, orang yang tidakdikenal, tempatdanobjek yang tidakdikenal.
Anakkecillebihtakutkepadabenda-bendadibandingkandenganbayiatauanak yang lebihtua.Usiaantara 2 sampai 6 tahunmerupakanmasapuncakbagi rasa takut yang khasdidalampolaperkembangan yang normal. Alasannyakarenaanakkecillebihmampumengenalbahayadibandingkandenganbayi, tetapikurangnyapengalamanmenyebabkanmerekakurangmampumengenalapakahsesuatubahayamerupakanancamanpribadiatautidak.
Variasi rasa takuthanyakarenabeberapa rasa takutbersifat “khas” untuktarafusia tertentu, tidakberarti bahwasemuaanakpadatarafusiatersebutmengalaminya. Ada variasi yang jelas, tidakhanyapadakondisi yang membangkitkan rasa takutpadaanak-anak, tetapijugapadajumlahdanintensitas rasa takut yang dialamiolehsetiapanak.Sebagaicontoh, sebagiananak rasa takutnyalebihbanyakdanlebihkuat dibandingkandengananaklainnya.
Variasi rasa takutanakpadaberbagaimacamtarafusiamencerminkanperbedaanperkembangan mental danfisik. Variasiinijugamencerminkanberbagaimacampengalamantakut yang dipelajarianaksertacaraanakbelajarmengekspresikanketakutanmereka.
Rasa takuttidaksemata- matabergantungpadarangsangan yang diberikan, tetapijugapadakeadaanlingkungandankondisianakpadasaatrangsanganterjadi.Untukdapatmeramalkanapakahseoranganakakanmemperlihatkan rasa takutpadasituasitertentu, kitaharusmengetahuikondisifisikdanpsikologisanakpadasaatitusertariwayatreaksitakutpadaanaktersebut.
Reaksitakutpadabayi, reaksitakutadalahkhasberupa rasa takberdaya.Tangisanmerupakanpermintaantolong.Merekamenyembunyikanmukadansejauhmungkinmenghindariobjekatau orang yang ditakuti.Setelahmerekamampumerangkakatauberjalan, merekaakanbersembunyidibelakang orang ataukursidanakantetap berada di situ sampai rasa takutmerekaredaatausampaimerekamerasacukupamanuntukmunculkembali.
Denganmeningkatnyausiaanak, reaksi takut yang dikekangkarenaadanyatekanan social reaksimenangistidakadalagi, walaupunekspresiwajah yang khastakuttetapada.
Polaemosi yang berkaitandengan rasa takutantara lain: (a) Rasa malu. Rasa malumerupakanbentukketakutan yang ditandaiolehpenarikandiridarihubungandengan orang lain yang tidakdikenalatautidakseringberjumpa. Rasa maluselaluditimbulkanolehmanusia, bukanolehbinatangatausituasi.Studiterhadapbayitelahmenunjukkanbahwaselamapertengahantahunpertamakehidupan, rasa malumerupakanreaksi yang hampir universal. (b) Rasa canggung. Sepertihalnya rasa malu, rasa canggungadalahreaksitakutterhadapmanusia, bukanpadaobjekatausituasi.Rasa canggungmerupakankeadaankhawatir yang menyangkutkesadarandiri. (c) Rasa khawatir. Rasa khawatirbiasanyadijelaskansebagai “khayalanketakutan” atau “gelisahtanpaalasan”.Tidaksepertiketakutan yang nyata, rasa khawatirtidaklangsungditimbulkanolehrangsangandalamlingkungantetapimerupakanprodukpikirananakitusendiri. Rasa khawatirtimbulkarenamembayangkansituasiberbahaya yang mungkinakanmeningkat. (d) Rasa cemas. Rasa cemasadalahkeadaan mental yang tidakenakberkenaandengansakit yang mengancamatau yang dibayangkan.Rasa cemasditandaiolehkekhawatiran, ketidakenakan, danprarasa yang tidakbaik yang tidakdapatdihindariolehseseorang, disertaidenganperasaantidakberdayakarenamerasamenemuijalanbuntu.
Sepertipadakasusbayi yang diikutsertakandalamlombaNaki sumo Jepang, rasa takut yang munculadalahdisebabkanoleh rasa khawatirdan rasa cemas.Bayi yang digendongolehpesumo yang berbadanbesarakantakutdengan orang dankondisidisekitarnya. Tangisan yang dikeluarkanbayipadasaatlombaNaki sumo ini, merupakantandapermintaantolong darisang  bayi.



Updated: Thu, 10 Jan 2013 11:54:19 GMT
Bayi yang Mau Disuntik Bisa Merasakan Kecemasan Ibunya
Bayi dari ibu baru biasanya bakal merasakan sakit yang lebih ketika disuntik dibandingkan anak dari ibu yang berpengalaman.Soalnya, anak-anak bisa merasakan kecemasan dari orangtuanya.
Bayi dari ibu baru biasanya bakal merasakan sakit yang lebih ketika disuntik, dibandingkan bayi dari ibu yang berpengalaman.Soalnya, anak-anak bisa merasakan kecemasan dari orangtuanya.

Bahkan ketika sang ibu yang tak menunjukkan rasa khawatirnya, anak-anak juga bisa merasakan stres saat menunggu vaksinasi pertamanya.

Bayi-bayi menunjukkan banyak tanda ketika kesakitan, meskipun bayi-bayi itu tidak tahu apa yang akan terjadi. Demikian informasi dari psikolog Dr Nadja Reissland dari Durham University seperti dikutip Dailymail, Kamis (10/1/2013).

Reissland mengatakan, empati ibu baru soal rasa sakit yang akan ditimbulkan ke anaknya bisa mempengaruhi keduanya (ibu dan anak).

"Mereka berpikir bayi mereka akan disakiti, itu tidak ditunjukkan di wajah atau perilaku mereka, tapi itu dikomunikasikan ke anak," kata Reissland.

Sementara ibu yang lebih berpengalaman kurang merasa cemas dan bisa mengatasinya lebih baik.

Pada penelitian, 50 ibu menggendong bayinya yang berusia 2 tahun dan direkam selama dua kali vaksinasi.Peneliti juga menganalisa sentuhan ibu, perilaku, dan ekspresi sakit dari bayi sebelum vaksinasi.

Ekspresi wajah seperti meringis dan menangis menjadi kode yang secara obyektif yang menunjukkan rasa nyeri secara keseluruhan. Setelah menjalani semua prosedur vaksinasi, ibu diminta untuk memperkirakan tingkat rasa sakit sang bayi.

Rasa nyeri diamati pada semua bayi dan meningkat selama proses vaksinasi. Pada pertama kali disuntik, bayi merasakan sakit.Kemudian dijeda dan pada suntikan kedua ternyata rasa sakitnya meningkat.

Namun, bayi dari ibu baru menunjukkan rasa lebih sakit dalam mengantisipasi suntikan pertama dibanding ibu yang berpengalaman.

Studi itu menunjukkan, hampir semua ibu berlebihan jika mengenai rasa sakit bayinya.Temuan ini diterbitkan dalam Jurnal Reproductive and Infant Psychology.

Dr Reissland, peneliti utama, menyarankan wanita hamil belajar di kelas parenting dalam upaya mengurangi ketakutan.

"Yang penting ibu baru merasa cukup nyaman, pengalaman rasa sakit di awal bisa memberikan respons rasa sakit di kemudian hari".

Dr David Elliman, Ahli Imunisasi untuk Royal College of Paediatrics and Child Health mengatakan, imunisasi anak sangat penting. "Sudah umum anak-anak menjadi gugup sebelum dokter melakukan vaksinasi, sehingga perilaku ibu selama ini sangat penting dalam mengurangi rasa sakit yang dirasakan bayinya," ujarnya.(MEL/IGW)


PEMBAHASAN:
Rasa cemas merupakan keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang dibayangkan. Ciri- ciri keadaan mental yang tidak enak dalam rasa cemas pada suatu saat mungkin meningkat menjadi kecemasan yang disebut “ kecemasan yang mengambang” (free floating anxiety). Pada kecemasan yang mengambang ini anak mengalami keadaan takut yang ringan setiap menghadapi situasi yang dianggap sebagai ancaman yang potensial.
Meskipun rasa cemas berkembang dari rasa takut dan khawatir, namun dalam berbagai segi berbeda satu sama lain. Rasa cemas bersifat lebih samar-samar dibandingkan dengan rasa takut.Tidak seperti rasa takut, rasa cemas tidak disebabkan oleh situasi yang nyata, tetapi oleh situasi yang dibayangkan.
Sebagaimana rasa khawatir, rasa cemas lebih ditimbulkan oleh sebab yang  dibayangkan dibandingkan dengan sebab yang nyata. Meskipun demikian, rasa cemas berbeda dari rasa khawatir dalam dua segi.Pertama, rasa khawatir berkaitan engan situasi khusus, seperti pesta, ujian atau masalah keuangan; sedangkan rasa cemas adalah keadaan emosi yang bersifat umum.Kedua, rasa khawatir disebabkan oleh masalah objektif, sedangkan rasa cemas disebabkan oleh masalah subjektif.
Kecemasan bergantung pada kemampuan membayangkan sesuatu yang tidak tertampung didepan mata, sehingga perasaan ini berkembang lebih kemudian dibandingkan dengan rasa takut.Rasa cemas sering kali dijumpai paada masa sekolah awal dan cenderung meningkat pada masa kanak-kanak, terutama dari kelas empat sampai kelas enam sekolah dasar.Pada masa puber rasa cemas tidak berkurang tetapi menjadi semakin kuat.
Rasa cemas sering berkembang setelah melalui suatu periode rasa khawatir yang kuat dan sering sehingga melemahkan kepercayaan pada diri sendiri dan menimbulkan perasaan tidak mampu.Rasa cemas juga berkembang karena penularan. Jika anak-anak berhubungan terlalu akrab dengan orang yang cemas, misalnya ibu atau saudaranya, mereka mungkin akan meniru kecemasan. Jika mereka sebelumnya telah menderita rasa cemas, hubungan dengan orang yang cemas cenderung meningkatkan kecemasan.
Dalam bentuk yang lebih lunak, rasa cemas mungkin diekspresikan dalam perilaku yang mudah dikenal, seperti murung, gugup, mudah tersinggung, tidur yang tidak nyenyak, cepat marah, dan kepekaan yang luar biasa terhadap perkataan atau perbuatan orang lain. Anak-anak yang merasa cemas tidak bahagia karena merasa tidak tentram.Mereka mungkin mempermasalahkan diri sendiri karena merasa bersalah atas ketidakmampuan mereka memenuhi harapan orang tua, guru, dan teman sebaya, dan sering merasa kesepian serta disalahmengertikan.Ketidakpuasan diri yang mereka alami tidak terbatas pada suatu situasi spesifik, tetapi bahkan meluas.
Dalam bentuk yang lebih kuat, rasa cemas mungkin tidak mudah dikenali. Sebagian besar diantaranya dilakukan secara tak sadar, dan anak-anak itu secara tidak sadar juga membuat diri mereka dan orang lain tidak mengetahui keadaan cemas mereka.
Kedekatan antara bayi dan ibu juga dapat mempengaruhi rasa cemas yang dirasakan bayi.Seperti contoh kasus diatas. Ibu yang baru pertama kali memvaksinasi anaknya, akan merasakan rasa cemas dibanding dengan ibu yang sudah beberapa kali memvaksin anaknya. Rasa cemas yang dirasakan sang ibu ini juga dapat menular kepada bayi yang akan divaksin.